NAMA : Apresia
Indra Satyo (21212011)
KELAS : 4EB22
NEGARA INFLASI (SOMALIA)
SEJARAH SOMALIA
Tanah Somalia terkenal
sebagai “Tanah Aromatik”
pada zaman Mesir kuno. Namun bangsa Somalia meyakini bahwa nenek moyang mereka
sekarang adalah orang-orang Arab yang bermigrasi ke wilayah Somalia pada abad
ke-7 pada masa penyebaran agama Islam sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh
orang-orang Arab muslim. Sebagian besar dari mereka menetap dan berasimilasi
dengan penduduk nomadik setempat yang akhirnya melahirkan bangsa Somalia kini.
Sejarah modern Somalia dapat ditarik dari masa kolonialisasi Inggris dan Italia
pada pertengahan tahun 1880-an. Daerah Zeila, Berbera diperintah oleh Inggris
sebagai Somaliland Inggris dari tahun 1880-an sampai tahun 1960, sedangkan di
wilayah selatan terdapat Somaliland Italia.
Setelah Perang Dunia II,
Somalia menjadi wilayah perwalian PBB dan akhirnya mendapatkan kemerdekaannya
pada tahun 1960 dengan nama Republik Somalia. Republik Somalia merupakan sebuah
negara demokrasi parlementer sampai tahun 1969 sebelum akhirnya angkatan
bersenjata mengambil tampuk kepemimpinan dan menjadikan Somalia sebagai negara
sosialis dengan nama Republik Demokratik Somalia. Undang-undang dasarnya baru
disahkan pada 1979 dan pemilihan umum telah dilakukan untuk memilih Majelis
Rakyat. Selain itu, Somalia juga memiliki majelis hukum yang biasa dan yang
berdasarkan syariah Islam. Somalia memiliki enam wilayah administratif yang
meliputi Mijirtein, Mudugh, Benadir, Hiran, Juba Atas dan Juba Bawah. Somalia sekarang
dipimpin oleh presiden dan perdana menteri, yakni presiden Sharif Ahmed dan
perdana menteri Omar Ali.
Pada tahun 1977 Somalia
sempat terlibat konflik dengan Ethiopia karena Somalia menginginkan wilayah
Ogaden yang secara tradisional merupakan wilayah Somalia karena banyak sekali
suku-suku Somalia yang menetap disana. Dengan bantuan Uni Soviet, Ethiopia
berhasil mempertahankan wilayah itu dan menyebabkan lebih dari 1.000.000
keluarga mengungsi ke Somalia. Hal ini menimbulkan masalah pengungsi yang sangat
besar di Somalia. Somalia sendiri memiliki jumlah tentara yang sangat kecil,
karena negeri ini selalu dilanda konflik dan perang saudara yang berkepanjangan
dan juga masalah perompakan yang belakangan menjadi sangat marak di wilayah
laut Somalia.
TINGKAT INFLASI DI SOMALIA
Realisasi
|
Sebelum Ini Tertinggi
|
Paling Rendah
|
Tanggal Satuan
|
Frekuensi
|
-4.00 -3.00
|
216.00
|
-15.00
|
1961 –
2014
|
Persen
|
Nilai saat ini, data
historis, perkiraan, statistik, grafik dan kalender ekonomi –
Somalia – TingkatInflasi.
Somalia Harga
|
Terakhir Sebelum Ini Tertinggi
|
Paling Rendah
|
Satuan
|
[+] -4.00 -3.00
|
216.00
|
-15.00
|
Persen
|
CARA SOMALIA MENGATASI INFLASI
Dilihat dari konflik yang
dialami Somalia yang berpengaruh pada meningkatnya inflasi Somalia tidak
terlalu jauh dengan Indonesia yaitu kemiskinan, perang saudara, dan tingginya
tingkat kebodohan. Sehingga Somalia kemungkinan besar Somalia juga menggunakan
cara mengatasi inflasi yang dilakukan oleh Indonesia yaitu :
Ø Kebijakan Moneter yang Bersifat Mengurangi
Jumlah Uang Beredar
Untuk mengatasi inflasi,
tentu digunakan kebijakan moneter yang bersifat mengurangi jumlah uang beredar,
yang meliputi:
Kebijakan Pasar Terbuka,
yaitu dengan cara menerima uang dari masyarakat dengan begitu dapat mengurangi
jumlah uang yang beredar.
Kebijakan Diskonto, yaitu
kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara
menaikkan suku bunga
Kebijakan Cadangan Kas, yaitu
kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan cara
menaikkan cadangan kas minimum. Sehingga, bank umum harus menahan uang lebih
banyak di bank sebagai cadangan. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar
dapat dikurangi.
Kebijakan Kredit Selektif,
yaitu kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan cara
memperketat syarat-syarat pemberian kredit. Syarat pemberian yang ketat akan
mengurangi jumlah pengusaha yang bisa memperoleh kredit. Dengan demikian,
jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
Sanering, yaitu kebijakan
Bank Sentral memotong nilai mata uang dalam negeri jika negara sudah mengalami
hiperinflasi (inflasi di atas 100%). Dengan memotong nilai mata uang maka nilai
uang yang beredar dapat dikurangi.
Menarik atau memusnahkan uang
lama, yaitu kebijakan Bank Sentral mengurangi jumlah uang yang beredar dengan
cara menarik atau memusnahkan uang lama. Dan untuk mengatasi inflasi pemerintah
harus membatasi pencetakan uang baru, agar jumlah uang yang beredar tidak
semakin bertambah.
Ø Kebijakan Fiskal (Kebijakan Anggaran)
Kebijakan fiskal atau
kebijakan anggaran adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah dengan cara
mengubah penerimaan dan pengeluaran negara. Untuk mengatasi inflasi, pemerintah
dapat melakukan kebijakan fiskal sebagai berikut:
a)
Mengurangi
pengeluaran pemerintah
Untuk mengatasi inflasi,
pemerintah dapat mengurangi pengeluaran sehingga permintaan terhadap barang dan
jasa berkurang, yang pada akhirnya dapat menurunkan harga-harga.
b)
Menaikkan tarif
pajak
Untuk mengatasi inflasi,
pemerintah dapat menaikkan tarif pajak. Kenaikan tarif pajak akan mengurangi
tingkat konsumsi masyarakat. Berkurangnya tingkat konsumsi akan mengurangi
permintaan terhadap barang dan jasa yang akhirnya dapat menurunkan harga-harga.
Ø Kebijakan Bukan Moneter dan Bukan Fiskal
Selain dengan kebijakan
moneter dan fiskal, untuk mengatasi inflasi pemerintah dapat menjalankan
kebijakan berikut:
1.
Menambah hasil
produksi
Untuk menambah hasil
produksi, pemerintah dapat memberikan subsidi dan premi atau membuat peraturan
yang mendorong pengusaha-pengusaha menjadi lebih produktif sehingga mampu
menambah hasil produksi. Bertambahnya hasil produksi berupa barang dan jasa,
diharapkan mampu mengimbangi jumlah uang yang beredar.
2.
Mempermudah
masuknya barang impor
Dengan masuknya barang impor,
jumlah barang yang masuk ke dalam negeri menjadi lebih banyak dan diharapkan
mampu mengimbangi jumlah uang yang beredar. Untuk mempermudah masuknya barang
impor dapat melalui penurunan bea masuk impor dan mempermudah aturan impor.
3.
Tidak mengimpor
barang-barang dari negara yang sedang mengalami inflasi Untuk mencegah
menularnya imported inflation (inflasi dari luar negeri), sebaiknya pemerintah
tidak mengimpor barang-barang dari negara yang sedang mengalami inflasi yang
umumnya menjual barang dengan harga lebih mahal.
4.
Menetapkan harga
maksimum
Agar harga tidak
terus-menerus naik, pemerintah dapat menerapkan harga maksimum sehingga
produsen (penjual) tidak bisa menjual melebihi harga maksimum.
5.
Melarang
penimbunan barang yang biasa dilakukan pedagang
Penimbunan barang bisa menyebabkan
langkanya barang di pasaran sehingga memicu kenaikan harga-harga. Dengan
melarang penimbunan, berarti mencegah kenaikan harga-harga.
6.
Menjaga
kestabilan tingkat upah
Dengan menjaga kestabilan
tingkat upah (tidak membiarkan upah naik terus-menerus) maka kenaikan biaya
produksi bisa ditekan. Dengan demikian, pemerintah bisa mencegah naiknya harga
jual barang-barang. Dalam hal ini pemerintah telah mencegah terjadinya Cost
Push Inflation (inflasi dorongan biaya produksi).
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar